السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الرّحمن الرّحيم

الحمد لله ربّ العالمين والصّلاة والسّلام على أشرف الأنبياء والمرسلين سيّدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين


Adapun kemudian dari itu, ana merasa sangat gembira kerana dengan izinNya masih lagi diberikan kesempatan & kemampuan untuk sekali lagi membina blog bagi mencoretkan pengalaman ana yang mudah-mudahan akan dapat memanfaati para pembaca sekalian, insyAllah.


Pun begitu, ana yang jahil ini sangat-sangat mengharapkan teguran & pembetulan yang ikhlas serta penuh ukhuwwah Islamiyyah dari para pembaca sekiranya ada dari catatan ana nanti mengandungi kelemahan-kelemahan & kesilapan-kesilapan. Mudahan dengan teguran & pembetulan dari saudara semua, segala kesilapan & kelemahan dapat ana perbaiki. Jadi ana terlebih dahulu mengucapkan ribuan terima kasih di atas kesudian & keikhlasan saudara itu. Semoga Allah t.a. menilainya sebagai satu amalan jariah di sisiNya.


Wa Billahit Taufiq Wal Hidayah,


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

10 September, 2011

MAHABBAH

Abu Nasr as Sarraj at-Tusi seorang tokoh sufi terkenal membagi mahabbah kepada tiga tingkat :


(1) Mahabbah orang biasa, yaitu orang yang selalu mengingat Allah SWT dengan zikir dan memperoleh kesenangan dalam berdialog dengan-Nya serta senantiasa memuji-Nya

(2) Mahabbah orang siddik (orang jujur, orang benar) yaitu orang yang mengenal Allah tentang kebesaran-Nya, kekuasaan-Nya dan ilmu-Nya. Mahabbah orang siddik ini dapat menghilangkan hijab, sehingga dia menjadi kasysyaf, terbuka tabir yang memisahkan diri seseorang dari Allah SWT. Mahabbah tingkat kedua ini sanggup menghilangkan kehendak dan sifatnya sendiri, sebab hatinya penuh dengan rindu dan cinta kepada Allah

(3) Mahabbah orang arif, yaitu cintanya orang yang telah penuh sempurna makrifatnya dengan Allah SWT. Mahabbah orang arif ini, yang dilihat dan dirasakannya bukan lagi cinta, tetapi diri yang dicintai. Pada akhirnya sifat-sifat yang dicintai masuk ke dalam diri yang mencintai. Cinta pada tingkat ketiga inilah yang menyebabkan mahabbah orang arif ini dapat berdialog dan menyatu dengan kehendak Allah SWT


Doa Nabi Muhammad SAW : 'Ya Allah, anugerahkanlah kami cinta-Mu, Dan cinta kepada siapapun yang mencintai-Mu dan amalan yang akan membimbing kami kepada cinta-Mu.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan